ORANGUTAN AND BEYOND

Hari ini, 1 Maret 2021 tepat empat belas tahun yang lalu, Pusat Perlindungan Orangutan atau yang sering disebut Centre for Orangutan Protection (COP) berdiri. Sepanjang perjalanannya, COP ternyata tidak hanya menyelamatkan orangutan saja tetapi juga berbagai jenis satwa baik liar maupun domestik. “COP melampaui batasan orangutan. Saya menyadari COP tidak bisa meninggalkan satwa yang membutuhkan pertolongan”, ujar Hardi Baktiantoro, salah satu pendiri perkumpulan orangutan satu-satunya yang didirikan putra-putri Indonesia.

“Perjalanan 14 tahun ini akhirnya membawa saya dapat menggambarkan COP sebagai organisasi akar rumput untuk perlindungan orangutan dan seterusnya”, tambah Hardi lagi. Centre for Orangutan Protection telah dua tahun ini dipimpin generasi keduanya. Daniek Hendarto, seorang aktivis satwa sejak 21 tahun yang lalu. Daniek bergabung dengan COP dari menjadi relawan COP di bencana gunung Merapi, Yogyakarta tahun 2010. Setahun kemudian, Daniek bergabung menjadi staf COP dan memulai karirnya menjadi kapten APE Warrior, tim yang berada di garis depan untuk edukasi dan penyadartahuan.

Hari ini, tak satu tim yang bisa lengkap berkumpul di camp APE Warrior, Yogyakarta. Tim APE Defender yang berada di Kalimantan Timur sibuk dengan pelepasliaran dan pembangunan klinik BORA untuk satwa di Berau. Tentu saja menjalankan rutinitas rehabilitasi orangutan di BORA yang sama sekali tidak bisa ditinggal. Sementara tim APE Guardian sibuk menjalankan dan membangun pusat penyelamatan primata SRA di Sumatera Utara. Tim APE Warrior sendiri harus mencuri waktu untuk mempersiapkan syukuran 14 tahun COP di Yogya sembari mengamati Gunung Merapi yang semakin jauh luncuran awan panasnya dengan guguran lava pijarnya.

Terimakasih kepada anda semua, kelompok relawan orangutan Orangufriends, para donatur dan pemerintah Indonesia yang telah bekerja bersama untuk satwa di Indonesia. Orangutan… COP! (BAK)

Comments

comments

You may also like