GUNUNG MERAPI MEMANGGIL ORANGUFRIENDS

Pagi ini APE Warrior menerima pesan singkat, “Aku pak Widya, rencananya hari ini evakuasi satwa ternak. Ada 95, semua bergabung di kelompok ternak.”. Pesan segera berlanjut ke Orangufriends (kelompok relawan COP) Yogyakarta. “Semua siap? Siapa saja?”.

Peningkatan aktivitas vulkanik G. Merapi menjadi dasar bagi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta menaikkan status Gunung Merapi dari Waspada (level II) ke Siaga (level III) pada 5 November 2020.

Tim APE Warrior menuju shelter ternak di dusun Gading, Yogyakarta. Penanganan sebelum bencana erupsi Gunung Merapi diawali dengan kordinasi dengan tim Puskewan Cangkringan, PDHI, ISPI (Ikatan Sajana Peternakan Indonesia). Para relawan orangutan pun langsung membersihkan shelter yang berada di kelurahan Glagaharjo, kecamatan Cangkringan.

Ada 49 sapi yang telah mengungsi, semuanya dari Kalitengah Lor. Sementara kapasitas shelter Kandang Singlar bisa menampung 150 ekor. “Centre for Orangutan Protection memang konsentrasi untuk mengungsikan ternak warga, bercermin pada tahun 2006, para pengungsi tetap bolak-balik ke rumahnya untuk memberi pakan ternak. Ini sangat membahayakan keselamatan mereka. Tapi jika ternak tidak diberi makan, ternak akan mati. Matinya ternak adalah lonceng kematian ekonomi para peternak. Usai bencana, apa yang bisa mereka lakukan? Itu sebabnya, kami memikirkan ternak pada zona merah. Menolong satwa sama saja menolong kehidupan manusia.”, jelas Daniek Hendarto, direktur COP.

Para peternak dengan usia rentan, ibu hamil dan anak-anak sudah memasuki tempat pengungsian. Hingga saat ini, ada 49 ternak yang masuk ke shelter Kandang Singlar, Sleman, Yogyakarta. Shelter ini adalah tempat ternak warga dusun Singlar, Cangkringan berteduh dan masih ada tempat untuk sapi dari dusun lainnya yang mau mengungsi.